Yang Tak Saya Sukai dari WhatsApp
Namanya
WhatsApp Messenger, biasa dipanggil WhatsApp atau WA saja. Lahir dari rahim
perusahaan WhatsApp Inc., ia memiliki banyak
kelebihan ketimbang aplikasi perpesanan lain yang muncul lebih dahulu. Berkat
keunggulan tersebut, maka tak heran bila kini ia telah dipakai oleh lebih dari
1 Miliar orang di lebih dari 180 negara. Dari saking populernya aplikasi ini,
tahun 2014 lalu ia lantas akuisisi oleh Facebook,
raja media sosial milik Mark Zuckerberg.
Sejauh
ini, WA memang tampil sempurna dengan fitur yang terus diperbaharui. Bahkan
akhir-akhir ini ia sangat agresif melakukan perbaikan layanan. Lalu muncullah
fitur whatsappweb, menghapus kiriman, dan
yang terbaru, kita bisa bka dua WA dalam satu smartphone. Namun terlepas
dari gemerlap kelebihan yang dimiliki, ia juga tak lepas dari kelemahan.
Peribahasa tak ada gading yang tak retak juga berlaku untuk aplikasi ini.
Berdasar
catatan terlanjurnulis, ada tiga kelemahan
yang ia miliki. Pertama, ukuran aplikasinya terlalu besar dan terus
membengkak seiring pembaruan yang terus dilakukan. Ini tentu berbahaya bagi
para pengguna android dengan RAM kecil. Ibarat makan buah simalakama, mereka
harus memilih antara tetap eksis di dunia per-whatsapp-an atau membiarkan
ponsel mereka overkapasitas dengan resiko panas atau hang (bootloop).
Kedua,
pesan dan data anda mudah sekali hilang jika tidak selalu dicadangkan. Kejadian
macam ini bisa terjadi sewaktu-waktu ketika ponsel anda harus disetel ke
pengaturan pabrik atau ganti gadget. Kesal rasanya kalau secara mendadak
hp kita harus diatur ulang padahal pesan di WA belum sempat dicadangkan.
Padahal aplikasi messenger lain tidaklah begitu, lihat saja Facebook Messenger
atau Telegram.
Ketiga,
fitur panggilan suara/videonya mesti diperbarui. Cobalah sekali-kali anda
menelfon teman yang nomer WA-nya sedang tidak aktif. Pasti tetap akan terdengar
bunyi ‘tut-tut’. Mestinya seiring perkembangan zaman, pihak pengembang bisa
memberikan notifikasi bahwa nomor tersebut tidak bisa dihubungi layaknya
panggilan di hp biasa. Adapun formatnya bisa berupa teks atau suara, tergantung
mana yang disukai.
Itulah
tiga alasan ketidaksukaan saya terhadap aplikasi ini. Mengapa hanya tiga?
Karena alasannya juga ada tiga. Satu, saya hanya terlanjurnulis tiga poin alasan. Dua, hanya tiga hal
inilah yang tidak saya sukai dari WhatsApp. Dan tiga, saya takut pembaca
sekalian bertanya-tanya, “Sejak kapan blog ini berganti bahasan jadi reviewer
produk?” Tenang saja, kami tetap seperti yang dulu. Bukankah sekali-kali
kita butuh selingan?
Dan entah kenapa di app ini juga sering ada informasi yang ga bener yang mudah banget tersalurkan. Itu sih yang ane kagak demen.
ReplyDeleteOh ya, suka dengan topik yang berbicara masalah review video games? Jangan lupa ya kunjungi www.hazgamezone.com untuk mendapatkan review2 game mulai dari PS1-PS3